Pada artikel sebelumnya saya telah menjelaskan tentang pembagian waqaf dalam membaca al-Quran secara umum. Dari artikel tersebut ternyata ada beberapa yang menanyakan tentang pembagian waqaf ikhtiyari. Oleh sebab itu pada artikel ini saya akan menjelaskan tentang pembagian waqaf ikhtiyari disertai contoh di dalam alquran.
Artikel ini juga sekaligus menjawab pertanyaan tentang waqaf ikhtiyari dibagi menjadi berapa atau bisa juga dibalik dibagi berapa waqaf ikhtiyari?
pembagian waqaf ikhtiyari ada 4 |
Apa itu waqaf ikhtiyari?
Sebagaimana artikel sebelumnya, waqaf ikhtiyari adalah waqaf yang sebabnya pilihan dari pembaca. Bukan karena faktor lain.
Waqaf ikhtiyari dibagi menjadi 4 (empat). Hal ini menurut ulama ilmu qiraat yang menyepakatinya seperti Abu Amr Ad-dani, Ibnu Jazari dan Imam as-Sakhawi. (Abu Ja'far; 2002)
Pembagian waqaf ikhtiyari sebagaimana disebutkan di atas adalah sebagai berikut; 1. Tam 2. Kafi 3. Hasan 4. Qabih. Berikut ini adalah penjelasan tentang waqaf ikhtiyari dibagi menjadi empat.
1. Waqaf Tam (Sempurna)
Waqaf tam adalah waqaf pada kalimat yang tidak ada hubungannya dengan kalimat (ayat) selanjutnya, baik secara lafal maupun maknanya.
Jadi waqaf tam atau yang disebut waqaf sempurna memang sesuai dengan namanya. Berhenti dalam keadaan sempurna.
Contoh waqaf tam adalah sebagai berikut
QS. Al-Baqarah ayat 5 latin dan terjemah
اُولٰۤىِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ ۙ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
ulā`ika 'alā hudam mir rabbihim wa ulā`ika humul-mufliḥụn
Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Berhenti atau waqaf pada kalimat al-muflihun adalah waqaf tam, sebab berhenti pada tempat yang sempurna, baik secara lafal maupun maknanya. Artinya ayat tersebut tidak ada hubungannya dengan ayat sesudahnya yaitu inna lladzina kafaru sawaa'un alaihim...Itulah pembagian waqaf ikhtiyari yang pertama tentang waqaf tam.
QS. Al-Baqarah ayat 7 latin dan terjemah
خَتَمَ اللّٰهُ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ وَعَلٰى سَمْعِهِمْ ۗ وَعَلٰٓى اَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَّلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ
khatamallāhu 'alā qulụbihim wa 'alā sam'ihim, wa 'alā abṣārihim gisyāwatuw wa lahum 'ażābun 'aẓīm
Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapat azab yang berat.
Waqaf pada kalimat adhim adalah waqaf yang sempurna. Sebab ayat sesudahnya sudah tidak berkaitan dengan ayat pada QS. Al-Baqarah ayat 7
Ini adalah contoh pembagian waqaf ikhtiyari pada waqaf tam.
2. Waqaf Kafi (cukup)
Sesuai dengan namanya, kafi adalah cukup. Jadi, waqaf kafi adalah waqaf yang secara makna dan lafalnya sudah cukup. Arti waqaf kafi adalah waqaf di tempat yang sudah tidak ada kaitannya lagi dengan kata sebelumnya dan sesudahnya, namun pada segi maknanya bukan pada segi lafalnya.
Secara makna masih berkaitan, namun dari segi lafal tidak lagi berkaitan. Jika menggunakan waqaf kafi sebaiknya melakukan pengulangan di ayat sebelumnya, kecuali kalau waqaf di akhir ayat.
Contoh waqaf kafi QS. Al-Baqarah ayat 10
فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌۙ فَزَادَهُمُ اللّٰهُ مَرَضًاۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ ۢ ەۙ بِمَا كَانُوْا يَكْذِبُوْنَ
fī qulụbihim maraḍun fa zādahumullāhu maraḍā, wa lahum 'ażābun alīmum bimā kānụ yakżibụn
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapat azab yang pedih, karena mereka berdusta.
Jika berhenti pada lafal maradl, maka itu adalah waqaf kafi, sebab potongan ayat selanjutnya tidak berkaitan secara lafal dengan kata fii qulubihim tersebut.
QS. Al-Baqarah ayat 6 latin dan terjemah
اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا سَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ
innallażīna kafarụ sawā`un 'alaihim a anżartahum am lam tunżir-hum lā yu`minụn
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, engkau (Muhammad) beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman.
Berhenti pada lafal laa yu'minun adalah waqaf kafi, sebab ayat sesudahnya tidak berkaitan secara maknanya dengan ayat QS. Al-Baqarah ayat 6.
Selanjutnya pembagian waqaf ikhtiyari yang ketiga adalah waqaf hasan.
3. Waqaf Hasan (Baik)Waqaf hasan adalah waqaf di tempat yang sempurna secara makna, namun masih berkaitan pada ayat sesudahnya, baik secara lafal maupun maknanya.
Disebut sebagai waqaf hasan karena berhenti pada kata tersebut sudah tidak memerlukan penjelasan lagi atau tidak membingungkan pendengarnya. Agar lebih mempunyai gambaran yang jelas, akan diberikan contoh waqaf hasan di bawah ini
Contoh Waqaf Hasan QS. Al-Baqarah 219-220
۞ يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِۗ قُلْ فِيْهِمَآ اِثْمٌ كَبِيْرٌ وَّمَنَافِعُ لِلنَّاسِۖ وَاِثْمُهُمَآ اَكْبَرُ مِنْ نَّفْعِهِمَاۗ وَيَسْـَٔلُوْنَكَ مَاذَا يُنْفِقُوْنَ ەۗ قُلِ الْعَفْوَۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُوْنَۙ (219) فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۗ وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْيَتٰمٰىۗ قُلْ اِصْلَاحٌ لَّهُمْ خَيْرٌ ۗ وَاِنْ تُخَالِطُوْهُمْ فَاِخْوَانُكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ الْمُفْسِدَ مِنَ الْمُصْلِحِ ۗ وَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَاَعْنَتَكُمْ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ
Berhenti pada lafal la'allakum tatafakkarun adalah jenis waqaf hasan, sebab dengan berhenti di sana makna dan lafalnya sudah cukup, tidak membingungkan secara makna dan lafalnya. Meskipun, mewashalkan ayat tersebut adalah lebih utama. Oleh sebab itu diberikan tanda lam alif kecil di sana, artinya washal lebih diutamakan.
4. Waqaf qabih (buruk)
Waqaf qabih adalah waqaf yang tidak diperbolehkan ketika membaca al-Quran oleh sebab itu disebut sebagai waqaf qabih atau waqaf jelek. Arti dari waqaf qabih adalah jenis waqaf yang kalimatnya tidak memahamkan sekaligus tidak memberikan makna yang jelas.
Contoh waqaf qabih
۞ اِنَّمَا يَسْتَجِيْبُ الَّذِيْنَ يَسْمَعُوْنَ ۗوَالْمَوْتٰى يَبْعَثُهُمُ اللّٰهُ ثُمَّ اِلَيْهِ يُرْجَعُوْنَ
innamā yastajībullażīna yasma'ụn, wal-mautā yab'aṡuhumullāhu ṡumma ilaihi yurja'ụn
Hanya orang-orang yang mendengar sajalah yang mematuhi (seruan Allah), dan orang-orang yang mati, kelak akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepada-Nya mereka dikembalikan.
Pada contoh di atas, ketika waqaf pada lafal wa al-mauta maka disebut sebagai waqaf qabih. Perhatikan jika waqaf pada kalimat tersebut maka maknanya adalah "Hanya orang yang mendengar sajalah yang mematuhi dan orang-orang yang mati.
Hal ini akan mengakibatkan kesalahan makna bahwa huruf wawu pada kata al-mauta adalah athaf dengan al-ladzina.
Padahal seharusnya lafal al-Mauta adalah jumlah ismiyah yang menjadi mubtada, khabarnya adalah yab'atshuhumullah.
Penutup
Demikianlah penjelasan tentang pembagian waqaf ikhtiyari. Semoga hal ini bisa memudahkan dalam memahami tentang waqaf ikhtiyari. Jika ada yang ditanyakan tentang pembagian waqaf ikhtiyari, silakan cantumkan di kolom komentar.
Terima kasih atas penjelasannya. Sangat bermanfaat sekali
ReplyDelete